ARISTOTELES
A. RIWAYAT
HIDUP
Aristoteles
(bahasa Yunani: Ἀριστοτέλης, Aristoteles) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander
Agung. Dia menulis di banyak mata pelajaran, termasuk fisika, metafisika,
puisi, teater, musik, logika, retorika, politik, pemerintahan, etika, biologi
dan zoologi.
Aristoteles
adalah seorang cendekiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Aristoteles
lahir pada tahun 384 SM di Stageira, suatu kota di Yunani Utara. Umat manusia
telah berhutang budi padanya untuk banyak kemajuannya dalam filsafat dan
ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya logika, metafisika, politik, etika, biologi,
dan psikologi. Ayahnya, Nichomachos yang sebagai dokter merawat Amyntas II,
raja Macedonia, mengatur agar Aristoteles menerima pendidikan yang lengkap pada
awal masa kanak-kanak dan mungkin kemudian mengajarnya dalam pengamatan
gejala-gejala penyakit dan teknik pembedahan.
Pada usia
tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena di mana selama dua puluh tahun
berikutnya (tahun 367-345 S.M.) ia belajar pada Akademi Plato. Ia segera
ditunjuk untuk membacakan karangan-karangan ahli filsafat besar tersebut kepada
para siswa yang lain sebagai seorang asisten, dan pada akhirnya mulai menulis
karya-karya sendiri dengan menggunakan catatan-catatan tentang kuliah-kuliah
Plato dan mengkritik beberapa dari kuliah-kuliah tersebut. Tidak lama setelah
meninggalnya Plato (tahun 347 S.M.) Aristoteles mengadakan perjalanan ke istana
Hermias, seorang bekas budak dan siswa pada Akademi tersebut yang menguasai
yang telah menjadi penguasa Yunani di Artaneus dan assos, Asia Kecil, dan ia
telah mengawini seorang anggota keluarga Hermias. (Dalam tahun 341
Hermias telah dieksekusi oleh orang-orang Parsi karena berkomplot dengan Philip
II mengundangnya ke istana di Pella untuk mengajar putranya Alexander yang
berusia tiga belas tahun, kemudian terkenal dalam sejarah sebagai Alexander
Agung. Philip telah menghancurkan kota kelahiran Aristoteles Stagira dalam
tahun 348 S.M., tetapi telah memperbaikinya kembali atas permintaan Aristoteles
yang menulis suatu konstitusi baru bagi kota tersebut. Dalam tahun 336 S.M.
Philip dibunuh, dan Alexander menggantikannya.
Sewaktu ia
belajar di akademia, ia menerbitkan beberapa karya. Selain itu juga ia belajar
ilmu astronomi kepada eudotos dan kaippos yang pada masa itu terkenal asebagai
ahli astronomi. Aristoteles juga mengajarkan anggota-anggota akademia yang
lebih muda tentang logika dan retorika. Di Athena ia mendirikan sekolah yang
bernama Lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan hasil penelitian yang
tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains tetapi juga politik,
retorika dan lain sebagainya. Namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena
tidak aman, karena dia orang asing. Lebih dari itu ia diisukan sebagai penyebar
pengaruh yang bersifat subversif dan dituduh Atheis. Kemudian akhirnya ia
meninggalkan Athena dan pindah ke Cahalcis dan meninggal di sana pada tahun 322
SM, karena penyakit perut yang dideritanya sejak lama. Ia meninggalkan seorang
anak perempuan dan seorang anak laki-laki, Nichomacus.
Aristoteles
adalah salah seorang yang pernah mengalahkan pemikiran-pemikiran orang Yunani
secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan yang logis dan brilian,
pernyataan-pernyataan tersebut dia peroleh melalui diskusi dengan
murid-muridnya. Keberhasilannya menyusun teknik berfikir sistematis dan benar
sekaligus hukum-hukumnya, telah mengangkatnya mejadi guru pertama logika di
dunia sampai ke masa ini.
B.
KARYA-KARYA
Buku-buku
Aristoteles
a.
De Caelo (langit) yang diterjemahkan oleh
Ibnu Petrik, kenmudian diberi ulasan oleh al-Farabi, Abu Hasim al-Jubbai juga
mengulasnya dengan judul al-Mutassaffih. Disana ia banyak menentang
pikiran-pikiran Aristoteles.
b.
Animalium (hewan) yang diterjemahkan oleh
Nicolas Damascus, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Zar’ah.
c.
De Anima (jiwa) yang diterjemahkan oleh
Ishak bin Hunein, Ibnu Sina, Qusta bin Luzas dan Imam Ar-Razi didasarkan atas
pikiran-pikiran Aristoteles.
C. AJARAN
– AJARAN
1.
Logika
Aristoteles terkenal sebagai bapak logika, tapi
tidaklah berarti bahwa sebelumnya tidak ada logika. Aristoteles-lah orang
pertama yang memberikan uraian secara sistematis tentang Logika. Logika adalah
ilmu yang menuntun manusia untuk berfikir yang benar dan bermetode. Dengan kata
lain logika adalah suatu cara berfikir
yang secara ilmiah yang membicarakan bentuk-bentuk fikiran itu sendiri yang terdiri dari pengertian, pertimbangan dan
penalaran serta hukum-hukum yang menguasai fikiran tersebut.
Aristoteles
membagi ilmu pengetahuan atas tiga bagian;
·
Ilmu pengetahuan praktis, yang meliputi etika dan
politik
·
lmu pengetahuan produktif, yaitu teknik dan seni.
·
Ilmu pengetahuan teoritis yang meliputi phisika,
matematika dan filsafat
Dalam hal
ini Aristoteles tidak memasukkan Logika sebagai cabang ilmu pengetahuan,
melainkan hanya suatu alat agar kita dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan.
2.
Metafisika
Nama metafisika tidak dipakai oleh Aristoteles
sendiri. Sampai belum lama berselang, orang mengandaikan bahwa nama ini berasal
dari Andronikos dari Rhodos, yang telah menerbitkan karya-karya Aristoteles
sekitar tahun 40 SM. Dalam beberapa bukunya Aristoteles menyebutkan nama-nama
lain dari metafisika. Dalam buku I Aristoteles menamakan metafisika sebagai “kebijaksanaan (sophia)”. Dalam buku IV
Aristoteles mengatakan bahwa ada suatu ilmu yang bertugas mempelajari “yang
ada, sejauh ada” (to on hei on; “
being as being” atau “being as such”) dan dalam buku VI dikatakan bahwa ilmu
yang tertinggi mempunyai objek yang paling luhur dan paling sempurna. Karena
itu, kalau terdapat suatu substansi yang tak berubah dan abadi, maka ilmu yang
menyelidiki substansi itu boleh dinamakan “ilmu pertama” atau “filsafat
pertama”.
Dalam uraian ini Aristoteles mengkritik ajaran gurunya
tentang idea-idea. Aristoteles bertentangan dengan gurunya Plato yang
mengatakan “bahwa semua yang nampak hanyalah merupakan bayangan semata”. Menurut
Aristoteles, tidak ada idea-idea yang umum serta merupakan realita yang
sebenarnya. Dunia idea di ingkari oleh Aristoteles sebagai dunia realitas,
karena tidak dapat di buktikan. Jadi Aristoteles berpangkal pada yang kongkrit
saja, yang satu persatu dan bermacam-macam, yang berubah, itulah yang merupakan
realitas sebenarnya.
3. Abstraksi
Bagaimana budi dapat mencapai pengetahuan yang umum
itu sedangkan hal-hal yang menjadi obyeknya tidak umum.
Menurut Aristoteles ; obyek yang diketahui itu memang
kongkrit dan satu persatu, jadi tidak umum. Yang demikian itu ditangkap oleh
indera dan indera mengenalnya. Pengetahuan indera yang macam-macam itu dapat
diolah oleh manusia (budi). Manusia itu menanggalkan yang bermacam-macam dan
tidak sama, walaupun tidak di ingkari. Yang dipandang hanya yang sama saja
dalam permacaman itu. Pengetahuan yang satu dalam macamnya oleh Aristoteles
dinamai idea atau pengertian.
Jadi Aristoteles tidak mengingkari dunia pengalaman,
sedangkan idea juga dihargainya serta diterangkan bagaimana pula mencapainya
dengan berpangkal pada realitas yang bermacam-macam. Maka selayaknya aliran Aristoteles
disebut “Realisme”.
4.
Politik
·
Tujuan negara.
Aristoteles dalam bukunya menyatakan
“bahwa manusia menurut kodratnya merupakan “Zoion Politikon”atau mahluk sosial
yang hidup dalam polis. Tujuan negara adalah memungkinkan warga negaranya hidup
denga baik dalam arti sepenuhnya. Dengan kata lain lembaga-lembaga yang ada di
dalamnya, keluarga di dalam suatu negara, hubungan antar negara tetangga semua
baik.
·
Rumah Tangga.
Aristoteles mengkritik pendapat
Plato, bahwa para penjaga tidak boleh hidup berkeluarga (hlm.120 – 122) , dan
juga Aristoteles tidak setuju dilarangnya mempunyai milik pribadi. Menurut
Aristoteles, untuk hidup menurut keutamaan manusia perlu keluarga dan butuh
milik pribadi. Tetapi kekayaan tidak boleh di tambah dengan sembarang cara.
·
Susunan negara yang paling baik
Negara yang paling baik ialah negara
yang diarahkan buat kepentingan umum. Susunan negara yang paling baik menurut
Aristoteles ialah “Politeia”. Poiteia adalah demokrasi moderat atau
demokrasi yang mempunyai undang-undang dasar.
5.
Etika
Dalam karya Aristoteles “ Ethika
Nicomachea” mengatakan ; dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu
tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Dari sekian banyak tujuan
yang ingin dicapai manusia, maka tujuan yang tertinggi dan terakhir dari
manusia adalah kebahagiaan. Tugas Etika ialah mengembangkan dan
mempertahankan kebahagiaan itu.
Menurut Aristoteles; manusia hanya
disebut bahagia jika ia menjalankan aktivitasnya dengan baik. Dengan kata lain
agar manusia berbahagia ia harus menjalankan aktivitasnya dengan baik.
D. SUMBER
PEMBAHASAN
Bertens
Kees, Sejarah filsafat Yunani ,
Kanisius, Yogyakarta : 1975
Tidak ada komentar:
Posting Komentar