Kamis, 22 Oktober 2015

FILSUF YUNANI

ARISTOTELES
A.    RIWAYAT HIDUP

Aristoteles (bahasa Yunani: Ἀριστοτέλης, Aristoteles) adalah seorang filsuf Yunani,  murid dari Plato dan guru dari  Alexander Agung. Dia menulis di banyak mata pelajaran, termasuk fisika, metafisika, puisi, teater, musik, logika, retorika, politik, pemerintahan, etika, biologi dan zoologi.
Aristoteles adalah seorang cendekiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stageira, suatu kota di Yunani Utara. Umat manusia telah berhutang budi padanya untuk banyak kemajuannya dalam filsafat dan ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya logika, metafisika, politik, etika, biologi, dan psikologi. Ayahnya, Nichomachos yang sebagai dokter merawat Amyntas II, raja Macedonia, mengatur agar Aristoteles menerima pendidikan yang lengkap pada awal masa kanak-kanak dan mungkin kemudian mengajarnya dalam pengamatan gejala-gejala penyakit dan teknik pembedahan.
Pada usia tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena di mana selama dua puluh tahun berikutnya (tahun 367-345 S.M.) ia belajar pada Akademi Plato. Ia segera ditunjuk untuk membacakan karangan-karangan ahli filsafat besar tersebut kepada para siswa yang lain sebagai seorang asisten, dan pada akhirnya mulai menulis karya-karya sendiri dengan menggunakan catatan-catatan tentang kuliah-kuliah Plato dan mengkritik beberapa dari kuliah-kuliah tersebut. Tidak lama setelah meninggalnya Plato (tahun 347 S.M.) Aristoteles mengadakan perjalanan ke istana Hermias, seorang bekas budak dan siswa pada Akademi tersebut yang menguasai yang telah menjadi penguasa Yunani di Artaneus dan assos, Asia Kecil, dan ia telah mengawini seorang anggota keluarga Hermias. (Dalam tahun  341 Hermias telah dieksekusi oleh orang-orang Parsi karena berkomplot dengan Philip II mengundangnya ke istana di Pella untuk mengajar putranya Alexander yang berusia tiga belas tahun, kemudian terkenal dalam sejarah sebagai Alexander Agung. Philip telah menghancurkan kota kelahiran Aristoteles Stagira dalam tahun 348 S.M., tetapi telah memperbaikinya kembali atas permintaan Aristoteles yang menulis suatu konstitusi baru bagi kota tersebut. Dalam tahun 336 S.M. Philip dibunuh, dan Alexander menggantikannya.
Sewaktu ia belajar di akademia, ia menerbitkan beberapa karya. Selain itu juga ia belajar ilmu astronomi kepada eudotos dan kaippos yang pada masa itu terkenal asebagai ahli astronomi. Aristoteles juga mengajarkan anggota-anggota akademia yang lebih muda tentang logika dan retorika. Di Athena ia mendirikan sekolah yang bernama Lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan hasil penelitian yang tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains tetapi juga politik, retorika dan lain sebagainya. Namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman, karena dia orang asing. Lebih dari itu ia diisukan sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversif dan dituduh Atheis. Kemudian akhirnya ia meninggalkan Athena dan pindah ke Cahalcis dan meninggal di sana pada tahun 322 SM, karena penyakit perut yang dideritanya sejak lama. Ia meninggalkan seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki, Nichomacus.
Aristoteles adalah salah seorang yang pernah mengalahkan pemikiran-pemikiran orang Yunani secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan yang logis dan brilian, pernyataan-pernyataan tersebut dia peroleh melalui diskusi dengan murid-muridnya. Keberhasilannya menyusun teknik berfikir sistematis dan benar sekaligus hukum-hukumnya, telah mengangkatnya mejadi guru pertama logika di dunia sampai ke masa ini.

B.     KARYA-KARYA
Buku-buku Aristoteles
a.            De Caelo (langit) yang diterjemahkan oleh Ibnu Petrik, kenmudian diberi ulasan oleh al-Farabi, Abu Hasim al-Jubbai juga mengulasnya dengan judul al-Mutassaffih. Disana ia banyak menentang pikiran-pikiran Aristoteles.
b.           Animalium (hewan) yang diterjemahkan oleh Nicolas Damascus, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Zar’ah.
c.            De Anima (jiwa) yang diterjemahkan oleh Ishak bin Hunein, Ibnu Sina, Qusta bin Luzas dan Imam Ar-Razi didasarkan atas pikiran-pikiran Aristoteles.



C.     AJARAN – AJARAN
1.      Logika
Aristoteles terkenal sebagai bapak logika, tapi tidaklah berarti bahwa sebelumnya tidak ada logika. Aristoteles-lah orang pertama yang memberikan uraian secara sistematis tentang Logika. Logika adalah ilmu yang menuntun manusia untuk berfikir yang benar dan bermetode. Dengan kata lain  logika adalah suatu cara berfikir yang secara ilmiah yang membicarakan bentuk-bentuk fikiran itu sendiri yang  terdiri dari pengertian, pertimbangan dan penalaran serta hukum-hukum yang menguasai fikiran tersebut.
Aristoteles membagi ilmu pengetahuan atas tiga bagian;
·         Ilmu pengetahuan praktis, yang meliputi etika dan politik
·         lmu pengetahuan produktif, yaitu teknik dan seni.
·         Ilmu pengetahuan teoritis yang meliputi phisika, matematika dan filsafat
Dalam hal ini Aristoteles tidak memasukkan Logika sebagai cabang ilmu pengetahuan, melainkan hanya suatu alat agar kita dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan.
2.       Metafisika
Nama metafisika tidak dipakai oleh Aristoteles sendiri. Sampai belum lama berselang, orang mengandaikan bahwa nama ini berasal dari Andronikos dari Rhodos, yang telah menerbitkan karya-karya Aristoteles sekitar tahun 40 SM. Dalam beberapa bukunya Aristoteles menyebutkan nama-nama lain dari metafisika. Dalam buku I Aristoteles menamakan metafisika sebagai “kebijaksanaan (sophia)”. Dalam buku IV Aristoteles mengatakan bahwa ada suatu ilmu yang bertugas mempelajari “yang ada, sejauh ada” (to on hei on; “ being as being” atau “being as such”) dan dalam buku VI dikatakan bahwa ilmu yang tertinggi mempunyai objek yang paling luhur dan paling sempurna. Karena itu, kalau terdapat suatu substansi yang tak berubah dan abadi, maka ilmu yang menyelidiki substansi itu boleh dinamakan “ilmu pertama” atau “filsafat pertama”.
Dalam uraian ini Aristoteles mengkritik ajaran gurunya tentang idea-idea. Aristoteles bertentangan dengan gurunya Plato yang mengatakan “bahwa semua yang nampak hanyalah merupakan bayangan semata”. Menurut Aristoteles, tidak ada idea-idea yang umum serta merupakan realita yang sebenarnya. Dunia idea di ingkari oleh Aristoteles sebagai dunia realitas, karena tidak dapat di buktikan. Jadi Aristoteles berpangkal pada yang kongkrit saja, yang satu persatu dan bermacam-macam, yang berubah, itulah yang merupakan realitas sebenarnya.
3.      Abstraksi
Bagaimana budi dapat mencapai pengetahuan yang umum itu sedangkan hal-hal yang menjadi obyeknya tidak umum.
Menurut Aristoteles ; obyek yang diketahui itu memang kongkrit dan satu persatu, jadi tidak umum. Yang demikian itu ditangkap oleh indera dan indera mengenalnya. Pengetahuan indera yang macam-macam itu dapat diolah oleh manusia (budi). Manusia itu menanggalkan yang bermacam-macam dan tidak sama, walaupun tidak di ingkari. Yang dipandang hanya yang sama saja dalam permacaman itu. Pengetahuan yang satu dalam macamnya oleh Aristoteles dinamai idea atau pengertian.
Jadi Aristoteles tidak mengingkari dunia pengalaman, sedangkan idea juga dihargainya serta diterangkan bagaimana pula mencapainya dengan berpangkal pada realitas yang bermacam-macam. Maka selayaknya aliran Aristoteles disebut “Realisme”.
4.      Politik
·         Tujuan negara.
Aristoteles dalam bukunya menyatakan “bahwa manusia menurut kodratnya merupakan “Zoion Politikon”atau mahluk sosial yang hidup dalam polis. Tujuan negara adalah memungkinkan warga negaranya hidup denga baik dalam arti sepenuhnya. Dengan kata lain lembaga-lembaga yang ada di dalamnya, keluarga di dalam suatu negara, hubungan antar negara tetangga semua baik.
·         Rumah Tangga.
Aristoteles mengkritik pendapat Plato, bahwa para penjaga tidak boleh hidup berkeluarga (hlm.120 – 122) , dan juga Aristoteles tidak setuju dilarangnya mempunyai milik pribadi. Menurut Aristoteles, untuk hidup menurut keutamaan manusia perlu keluarga dan butuh milik pribadi. Tetapi kekayaan tidak boleh di tambah dengan sembarang cara.
·         Susunan negara yang paling baik
Negara yang paling baik ialah negara yang diarahkan buat kepentingan umum. Susunan negara yang paling baik menurut Aristoteles ialah “Politeia”. Poiteia adalah demokrasi moderat atau demokrasi yang mempunyai undang-undang dasar.
5.      Etika
Dalam karya Aristoteles “ Ethika Nicomachea” mengatakan ; dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Dari sekian banyak tujuan yang ingin dicapai manusia, maka tujuan yang tertinggi dan terakhir dari manusia adalah kebahagiaan. Tugas Etika ialah mengembangkan dan mempertahankan kebahagiaan itu.
Menurut Aristoteles; manusia hanya disebut bahagia jika ia menjalankan aktivitasnya dengan baik. Dengan kata lain agar manusia berbahagia ia harus menjalankan aktivitasnya dengan baik.

D.    SUMBER PEMBAHASAN

Bertens Kees, Sejarah filsafat Yunani , Kanisius, Yogyakarta : 1975


Tidak ada komentar:

Posting Komentar