SERUNYA
MENGETAHUI KEBUDAYAAN DARI JAWA BARAT
SALAH SATUNYA ADALAH ANGKLUNG
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat atau yang biasa dikenal
dengan kebudayaan sunda, merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Budaya ini merupakan salah satu budaya tertua di Indonesia.
Sebagai salah satu suku, budaya sunda merupakan salah satu cikalbakal
berdirinya peradaban Nusantara. Budaya sunda sudah ada sejak berdirinya
kerajaan Salakanaraga dan Tarumanegara.
Jawa Barat merupakan salah satu wilayah
di Indonesia yang mayoritas dihuni oleh masyarakat suku sunda. Propinsi yang
beribu kota di Bandung ini dikenal dengan kebudayaannya berupa tari jaipong dan
tari merak yang mempesona, serta kesenian wayang goleknya yang unik dan
mengagumkan. Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, masyarakat suku sunda
juga memiliki pakaian adat yang sangat kental dengan unsur budaya tradisional.
beberapa
kebudayaan khas Jawa Barat
Kali ini saya akan membahasa salah satu
budaya khas dari Jawa Barat yaitu, alat musik angklung. Angklung adalah alat musik
tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang
dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat
musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Adapun jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik
tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna
putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi
tabung bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran
kecil hingga besar. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat.
Angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah
satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal
dari ritus padi.
Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sriturun ke Bumi
agar tanaman padi rakyat tumbuh subur. Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran.
Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus
terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan
itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak-
anak pada waktu itu.
Dalam perkembangannya,
angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan
Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan
musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan
berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan
bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar