Jumat, 20 Mei 2016

SIFAT MAU MENANG SENDIRI


Menurut Hildayani, Rini (2005:  7.3), mau menang sendiri yaitu prilaku anak yang tidak mau dan tidak bisa menerima kekalahan, maksudnya keadaan yang menyebabkan ia merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan, meliputi hal-hal yang bersifat materi maupun non-materi.
Prilaku mau menang sendiri dapat muncul dalam bentuk lain, seperti berbaris selalu ingin didepan, mengerjakan tugas harus selesai terlebih dahulu,berusaha merebut perhatian guru, tidak suka bila temannya mendapat nilai yang lebih tinggi atau temannya dipuji guru sementara dirinya tidak (tidak mendapatkan non materi yang diinginkan).
Prilaku mau menang sendiri erat kaitannya dengan sifat iri hati/cemburu pada teman/orang lain dan belum atau tidak berkembangnya kontrol diri pada anak. Anak yang mau menang sendiri berusaha mendominasi/menguasai anak lain, memaksa temannya untuk mengikuti apa yang diinginkannya.
Pada dasarnya perilaku mau menang sendiri pada anak prasekolah bila terjadi sekali-kali masih dianggap wajir, tapi jika terjadi berulang-ulang dan sering hampir tiap hari maka hal tersebut sudah menjadi masalah dan tidak lagi dapat diterima sebagai hal yang wajar.

Dalam lingkungan kehidupan sehari-hari kita, kapanpun, dimanapun, akan selalu ada saja karakter orang yang mau menang sendiri, sering merendahkan idea atau eksistensi orang lain, sok ngatur dll. Sikap yang sebenarnya dapat dikategorikan sebagai ‘childish’ (kekanak-kanakkan), ya bagai seorang anak kecil yang selalu dimanja, maka saat dia bermain dengan temannya, dia akan selalu ‘ingin menang sendiri’, marah apabila kalah dan membuat suatu permainan berubah jadi ‘ga asik lagi’.

Tidak mau kalah atau menang sendiri merupakan satu sikap buruk dalam pergaulan, interaksi social, maupun kehidupan rumah tangga. Orang yang memiliki karakter seperti ini cenderung otoriter, sombong, dan tidak kenal kompromi. Segala sesuatu harus dibawah kekuasaan dan tunduk pada keinginannya. Jangankan menerima pendapat orang lain, mendengarnya saja sudah tidak mau. 

Bisa jadi pribadi ini sudah terbentuk dari sejak kecil. Mungkin dia sudah dibentuk oleh lingkungannya.Pemanjaan yang berlebihan dapat menjadi penyebab anak sulit menerima kekalahan. Orang tua yang cenderung mengikuti/memenuhi keinginan dengan segera, menyebabkan anak tidak pernah belajar menunda keinginannya, atau menerima kekecewaan. Di kehidupan dewasanya, mereka akan berubah menjadi pribadi yang ingin menang sendiri

Ciri-ciri anak yang mau menang sendiri
Menurut Hildayani, Rini (2005: 7.4), ciri-ciri anak yang mau menang sendiri yaitu,
a)     Kurang mampu mengontrol diri/emosi
b)     Memiliki kecenderungan agresif
c)      Self esteem (harga diri) seolah-olah yang paling tinggi
d)     Empati kurang berkembang
e)     Tidak mengikuti aturan dan bertindak semaunya
f)      Perilakunya memancing kemarahan orang sekitarnya
g)      Kualitas hubungan sosialnya buruk
h)     Memiliki sikap penuntut (demanding)

Penyebab anak mau menang sendiri

Menurut Hildayani, Rini (2005: 7.4), hambatan dalam perkembangan sosial-emosional anak yang maumenang sendiri yang tampil dalam bentuk sikap, prilaku,dan ciri-ciri seperti yang diatas disebabkan olehbeberapa hal, yaitu:
a)     Temperamen anak yang tergolong sulit
Tempramen adalah factor bawaan yang diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya yang menyebabkan adanya perbedaan individual dalam merespon lingkungan. Perbedaan tersebut menyangkut delapan hal, yaitu tingkat aktivitas, irama biologis, kecenderungan untuk mendekatkan atau menghindar, kemampuan beradaptasi, ambang sensori, intensitas atau tingkat energy reaksi, suasana hati, rentang perhatian atau ketakutan. Pada anak yang tempramen sulit, kemampuan beradaptasinya kurang, intensitas reaksinya tinggi, dan suara hati yang negative, serta tingkat ketekunan yang rendah, menyebabkan perilaku mau menang sendiri mudah muncul.
b)     Perlakuan dan pola asuh anak yang kurang tepat
Beberapa perlakuan orang tua yang kurang tepat karena terlalu sedikit atau terlalu banyak memenuhi kebutuhan dasar psikologis anak dapat menjadi penyebab berkembang perilaku mau menang sendiri pada anak. Perilaku tersebut misalnya:
1.     Pemanjaan yang berlebihan dapat menjadi penyebab anak sulit menerima kekalahan. Orang tua yang cenderung mengikuti/memenuhi keinginan dengan segera, menyebabkan anak tidak pernah belajar menunda keinginannya, atau menerima kekecewaan.
2.      Kurang perhatian, kasih sayang dan kehangatan dari orang tua juga dapat menjadi penyebab perilaku mau menang sendiri. Kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi dengan cukup, membuat anak tidak merasa nyaman, tidak dicintai, tidak diterima dan tidak berharga bagi orang tuanya.
3.      Orang tua yang cenderung permisif, membiarkan anak berperilaku sesuai keinginannya tanpa ada upaya untuk membatasi perilakunya sehingga pada anak tidak ditanami moral, disiplin dan rasa tanggung jawab.

Menurut Hendra surya (2006:100), mengemukakan faktor yang menyebabkan anak memiliki sikap mau menang sendiri adalah :
1.     Anak terlalu dimanja
Secara sadar atau tidak sadar sebagian orang tua memperlakukan anak secara istimewa. Sehingga orang tua selalu ingin membahagiakan anaknya dengan cara memenuhi segala keinginan anaknya. Rasa kasih sayang secara berlebihan secara perlahan-lahan membentuk karakter pada anak seperti : menuntut perhatian yang berlebihan, menuntut suatu secara berlebihan, setiap keinginan anak harus dipenuhi, tidak mudah puas dengan apa yang diperolehnya, tidak mau berkompromi, dan egois dan selalu menuntut dilayani.
2.     Manifestasi dari rasa iri hati anak
Pribadi anak yang suka iri hati ini dapat terbentuk pada anak yang biasa diperlakukan berbeda satu sama lainnya. Rasa iri hati terus berkembang secara berlarut-larut dan membuat anak memiliki sifat mau menang sendiri.
3.     Pelampiasan dari perlakuan kasar
Perlakuan kasar yang diberikan pada anak, berakibat hal yang tidak mengenakkan dan membuat anak selalu tertekan. Hal ini dapat membangkitkan reaksi emosional yang membuat anak menjadi kesal, jengkel, marah, dan tersinggung. Jika anak terus mendapatkan perlakuan kasar sehingga dapat mempengaruhi anak akan memiliki watak yang keras dan kasar. Jiwa anakpun cenderung menjadi pemberontak dan pendendam.
4.     Efek ketidakhar monisan hubungan dalam keluarga
Anak yang sering menyaksikan perselisihan antara orang tua dapat memberi pengaruh negatif pada perkembangan psikis anak. Tindak kekerasan yang dipertontonkan orang tua terhadap anak, dapat membuat anak mahir melakukan tindak kekerasan , kurang menghargai, dan melecehkan orang lain. Hal ini bisa terjadi, sebab secara psikologis anak yang yang dalam taraf perkembangan kepribadiannya memiliki kecendurungan untuk melakukan peniruan dan mengidentifikasikan perilaku yang dekat dengan dirinya.
5.     Anak merasa kurang diperhatikan dan terabaikan
Jika orang tua kurang memberi perhatian pada anak, suka mengabaikan perasaan dan kebutuhan yang diinginkan anak, kurang menyempatkan diri untuk mendengar dan memperhatikan suara hati nurani anak. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh kesibukan orang tua atau memang mempunyai banyak anak sehingga kurang mempunyai waktu yang cukup untuk memperhatikan sikap anak.
6.     Pengaruh tontonan aksi-aksi kekerasan dari media TV
Dalam media TV saat ini banyak tontonan yang menampilkan aksi-aksi kekerasan pada waktu anak-anak menonton. Aksi kekerasan yang ditampilkan media TV ini akan berdampak buruk terhadap psikis anak. Pada umumnya anak mudah menyerap dan meniru begitu saja bentuk-bentuk perilaku yang ditampilkan. Maka jangan heran, anak kadang bersikap mau menang sendiri, egois, dan bahkan cenderung agresif.

Menurut Hendra Surya (2010: 106), menyatakan cara mengatasi sikap anak yang mau menang sendiri adalah :
·       Berusaha untuk mengingatkan anak tanpa menyinggung perasaan anak.
·       Perlakukan anak dengan sabar.
·       Jangan terlalu memanjakan anak.
·       Ciptakan suasana kebersamaan dalam keluarga.
·       Dampingi anak ketika menonton TV dan bermain PS.
·       Ajarkan anak cara bergaul dengan baik dan menyenangkan.
Sumber :


1 komentar:

  1. Sifat selalu ingin menang sendiri dan angkuh adalah contoh sifat

    BalasHapus