Sabtu, 16 April 2016

BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PERTANIAN DALAM PEMBIAKAN SEKSUAL DAN ASEKSUAL

Pengertian Bioteknologi adalahh aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.  Pemanfaatan organisme atau komponen sbuselulernya dilakukan denga terarah dan terkontrol untuk melibatkan multidisiplin serta aplikasi yang terpadu dengan mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler, dan teknik kimia. 

Sebagian dari keberhasilan bioteknologi yang menarik perhatian masyarakat adalah rekayasa genetika. Rekayasa genetika merupakan bagian dari bioteknologi modern yang ditemukan oleh watson dan crik tahun 1953 dari model utas ganda DNA. Sebelumnya masyarakat telah mengetahui bioteknologi tradisional. Bioteknologi tradisional yaitu diterapkan dengan pembuatan minuman anggur dan keju dengan menggunakan mikroba, pemulihan tanaman pangan, atau perkawinan silang pada hewan.
Pengertian Bioteknologi Menurut Para Ahli
  • Perhimpunan Kimia Murni dan Terapan: Menurutnya, pengertian bioteknologi adalah penerapan bikimia, biologi, mikrobiologi dan rekayasa kimia dalam proses industri, pembuatan produk baik itu pelayanan kesehatan, energi dan pertanian serta pada lingkungan. 
  • OECD (Organization for Economic Cooperation and Development):Pengertian bioteknologi menurut OECD adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa. 

Bioteknologi dalam Bidang Pertanian

Selain berperan penting dalam bidang kesehatan dan produksi pengolahan makanan, bioteknologi juga dapat diterapkan dalam menunjang keberhasilan budidaya pertanian. Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian misalnya dapat kita temukan pada produksi pupuk kompos (bokashi), kultur jaringan, pemuliaan varietas unggul, pupuk hayati, insektisida hayati, produksi perikanan, hingga produksi peternakan.
1. Pembuatan Kompos (Bokashi)
Contoh penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian dapat dengan mudah kita temui pada proses pembuatan pupuk kompos atau pupuk bokashi. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang berasal dari dedaunan atau rerumputan, para pembuat pupuk kompos umumnya akan menambahkan mikroorganisme pengurai bahan organik. Dalam hal ini, mikroorganisme yang digunakan misalnya bakteri fotosintetik, actinomicetes, bakteri asam laktat, ragi, dan jamur fermentasi . Dengan penambahan mikroorganisme tersebut, fermentasi bahan organik berlangsung lebih cepat sehingga produksi pupuk kompos dapat terus tersedia.
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik produksi bibit menggunakan organ-organ vegetatif tanaman secara in vitro. Melalui teknik ini, petani dapat dengan mudah memperoleh bibit-bibit yang seragam dan bibit-bibit yang sulit disemaikan menggunakan benih seperti bunga anggrek. Teknik kultur jaringan juga dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak sekaligus.

3. Pemuliaan Varietas Unggul

Rekayasa genetika yang merupakan salah satu cabang bioteknologi berperan sangat besar terhadap hadirnya berbagai jenis varietas unggul dari tanaman-tanaman budidaya pertanian. Tanaman-tanaman hasil pemuliaan memiliki sifat dan keutamaan yang lebih baik dibandingkan tanaman lokal. Contoh dari penerapan pengertian bioteknologi dalam bidang ini antara lain benih padi unggul tahan wereng, padi genjah (berumur pendek), tembakau rendah nikotin, kentang aneka rasa dan warna, semangka tanpa biji, dan lain sebagainya.
4. Pupuk Hayati
Penelitian di bidang pertanian yang terus dilakukan telah menghasilkan penemuan yang luar biasa. Kini, telah diketahui bahwa ada beberapa jamur dan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan perakaran dan mampu menguraikan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, seperti Nitrogen dan Posfat, melalui fiksasi maupun autolisis. Beberapa mikroorganisme tersebut misalnya jamur Mikoriza sp. dan bakteri Rhizobium.
5. Insektisida Hayati
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian juga dapat ditemukan dalam teknik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang dampak negatif penggunaan insektisida kimia yang semakin tumbuh telah membuat para petani memanfaatkan berbagai mikroorganisme dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman mereka. Pengendailan hama penyakit menggunakan mikroorganisme atau yang juga disebut pengendalian hayati ini sangat ramah lingkungan. Contoh penerapan teknik ini misalnya dapat ditemukan dalam penggunaan jamur Trhicogramma sp dalam pengendalian ulat grayak, hama tanaman cabe.

6. Produksi Perikanan

Di bidang perikanan, rekayasa genetika (cabang utama dari bioteknologi) telah menghasilkan induk ikan yang hanya dapat memproduksi anakan-anakan ikan betina. Dalam hal ini, anakan-anakan ikan betina umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anakan ikan jantan sehingga produktivitas dalam budidaya perikanan menjadi semakin meningkat.

7. Produksi Peternakan

Teknik inseminasi buatan, multiple oculation, transfer embrio, dan fertilisasi invitro juga merupakan contoh penerapan bioteknologi di bidang peternakan. Melalui teknik-teknik tersebut, kualitas dan kuantitas hasil peternakan menjadi semakin meningkat. Produktivitas ternak dalam menghasilkan anakan baru atau menghasilkan daging dan susu, serta kekebalan ternak terhadap serangan penyakit tertentu menjadi penunjang keberhasilan penerapan bioteknologi peternakan masa kini.

Rekayasa Genetika
Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan sifat baru dengancara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. Teknik DNA rekombinan merupakankumpulan bertujuan untuk merekombinasi gen dalam tabung reaksi. Teknik DNA rekombinanmeliputi isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik menggbung DNA dan teknik untukmemasukan DNA ke dalam sel hidup. Teknologi DNA rekombinan atau sering disebut jugarekayasa genetika ini adalah suatu ilmu yang mempelajari pembentukan kombinasi materigenetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehinggamemungkinkannya terjadinya integrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organismelain yang berperan sebagai sel inang.
Pengertian Golden Rice

Golden Rice adalah beras diperkaya dengan beta-karoten, sebuah provitamin. Ini dikembangkan untuk membantu mencegah kekurangan vitamin A dan konsekuensinya sering parah dan kadang-kadang mematikan dalam padi-makan populasi di negara berkembang: dinegara-negara banyak orang yang terlalu miskin untuk dapat membeli makanan yang seimbang dengan hijau, buah-buahan dan produk-produk hewani. Sayangnya hanya realistis untukberasumsi bahwa sebagian besar dari populasi ini akan tetap miskin dan kekurangan gizi di masamendatang.Golden Rice adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika yang berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada bagian endospermanya. Kandungan beta-karoten ini menyebabkan warna berasnya tersebut tampak kuning-jingga sehingga kultivarnya dinamakan ‘Golden Rice’ (“Beras Emas”). Pada tipe liar (normal), endosperm paditidak menghasilkan beta-karoten dan akan berwarna putih hingga putih kusam. Di dalam tubuh manusia, beta-karotena akan diubah menjadi vitamin A. Kultivar padi ini dibuat untuk mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin A yang masih tinggi prevalensinya pada anak-anak, terutama di wilayah Asia dan Afrika. Nasi menjadi pangan pokok bagi sebagian besar warga disana, dan kemiskinan sering kali tidak memungkinkan penyediaan sayuran atau buah-bahan yang biasa menjadi sumber provitamin-A dalam menumakanan sehari-hari.
Cara Pembuatan Golden Rice

Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji padi terdapat bahan dasar (prekusor) untuk bioseintesis karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu geranylgeranyl diphosphate (GGDP). Namun secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi penghambatan fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene. Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkandengan cara mengintroduksi gen PHY dari tanaman daffodil (bunga narsis/bakung) dengan menggunakan promoter spesifik untuk endosperma. Selain PHY dan Ctrl, masih ada satu enzimlagi yang diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase(LYC) yang juga berasal dari tanaman dattodil. Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:
Jalur biosintesa beta-koroten beserta gen-gen yang terlibat di dalam pembentukannya. Hanya likopena siklase (Lycopene cyclase) yang tidak diintroduksi dari sumber asing Golden rice diciptakan oleh transformasi padi dengan dua karoten biosintesis gen-beta:
- PSY (sintase phytoene) dari daffodil (Narcissus pseudonarcissus)
- Crtl dari tanah bakteri Erwina uredovora
- Penyisipan dari suatu Lcy (Lycopene) gen adenilat dianggap diperlukan, tetapi penelitianlebih lanjut menunjukkan hal itu sudah diproduksi dalam jenis padi endosperma-liar)Para psy dan crt 1 Gen yang berubah menjadi nuklir genom beras dan ditempatkan dibawah kontrol yang endosperm-spesifik promoter, sehingga mereka hanya dinyatakandalam endosperm. Eksogen Lyc gen memiliki urutan peptide transit terpasang sehinggaditargetkan ke plastid, dimana difosfat geranylgeranyl pembentukan terjadi. Para baktericrt 1 gen merupakan inklusi penting untuk menyelesaikan jalur ini, karena dapatmengkatalisis beberapa langkah dalam sintesis karotenoid, sedangkan langkah-langkahini membutuhkan lebih dari satu enzim dalam tanaman. Hasil akhir dari jalur rekayasa likopen, tetapi jika tanaman akumulasi lycopene, beras akan merah. Analisis terakhir menunjukkan endogen enzim tanaman proses lycopene beta-karoten dalam endosperm,memberikan nasi warna kuning khusus untuk yang bernama. Beras emas asli disebut SGR1.


Permasalahannya 
 Kekhawatiran terhadap golden rice dalam hal kesehatan antara lain karena adakekhawatiran zat penyebab alergi (alergen) berupa protein dapat ditransfer ke bahan pangan,terjadi resistensi antibiotik karena penggunaan marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitutercampurnya benih konvensional dengan benih hasil rekayasa genetika yang mungkin secaratidak langsung menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan.Terhadap lingkungan dan perdagangan, pangan hasil rekayasa genetika (PRG) dikhawatirkan merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan monopoli perdagangan karenayang memproduksi PRG (dalam hal ini Golden rice) secara komersial adalah perusahaan multinasional, menimbulkan masalah paten yang mengabaikan masyarakat pemilik organismeyang digunakan di dalam proses rekayasa, serta pencemaran ekosistem karena merugikan serangga nontarget misalnya.

http://www.academia.edu/8780118/Golden_Rice


Tidak ada komentar:

Posting Komentar