Pengertian
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah
salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan
suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung,
tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya.
Pada fase turun atau yang
disebut sebagai periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan
terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania,
penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak
bicara.
Jika dilihat dari
perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan bipolar yang mengalami
keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski begitu, ada sebagian
penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya
periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah dapat berlangsung hingga
beberapa minggu.
Pada gangguan bipolar, ada
juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya,
ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga
merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan
dengan periode campuran.
Penyebab
gangguan bipolar
Hingga kini para ahli
belum mengetahui penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun mengenai gejala
mania atau depresi pada penderitanya, diduga turut dipicu oleh beberapa faktor
seperti adanya kelainan pada zat pengantar sinyal di otak.
Faktor pemicu lain yang tidak boleh dianggap enteng
adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang
sering mengalami tekanan dalam hidupnya.
Selain stres, gaya hidup
yang tidak baik diduga turut memiliki dampak terbentuknya gangguan bipolar
dalam diri seseorang, misalnya kecanduan minuman keras dan penyalahgunaan
obat-obatan.
Diagnosis
gangguan bipolar
Dalam mendiagnosis
gangguan bipolar, psikiater akan mencoba mengumpulkan keterangan, baik dari
pasien langsung maupun dari keluarga. Psikiater akan bertanya seputar gejala,
riwayat kesehatan pasien, dan riwayat kesehatan keluarganya. Misalnya apakah
ada anggota keluarga pasien yang mengidap kondisi sama. Selain itu, dokter
mungkin melakukan tes darah dan tes urin untuk memastikan gejala yang ada bukan
disebabkan oleh penyakit lain.
Pengobatan
gangguan bipolar
Tujuan pengobatan gangguan
bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode mania dan
depresi agar penderita dapat hidup secara normal dan membaur dengan lingkungan. Selain memperbaiki pola
hidup, rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang
dikombinasikan dengan penanganan lain misalnya terapi psikologispsikologis.
Gejala
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan
salah satu penyakit kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami perubahan
suasana hati secara drastis dari mania menjadi depresi atau sebaliknya. Karena
itu gejala yang muncul pada penderita dengan kondisi ini akan tergantung kepada
fase suasana hati mana yang tengah dia alami.
Gejala-gejala
pada fase mania
Fase mania ditandai dengan
kenaikan suasana hati secara signifikan sehingga menyebabkan penderita gangguan
bipolar yang mengalaminya akan merasa sangat gembira dan bersemangat. Mereka
merasa sangat berenerjik dan merasa tidak lelah walau kurang tidur.
Kondisi-kondisi itu membuat mereka menjadi banyak bicara dengan sangat cepat
dan mengalami peningkatan libido.
Mania juga membuat ego
penderita menjadi tinggi sehingga tidak jarang mereka menjadi mudah tersinggung
dan terusik, merasa dirinya sangat penting, merasa sangat bangga terhadap
dirinya sendiri, dan dapat melakukan hal-hal sembrono seperti menghabiskan
tabungan atau membuat keputusan besar yang berisiko tinggi atau yang merugikan
diri sendiri maupun orang lain.
Kadang-kadang pada kasus
bipolar yang parah, penderita juga bisa mengalami gejala psikotik berupa delusi
dan halusinasi. Saat berhalusinasi, seseorang akan merasa seperti mendengar
atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan saat mengalami delusi,
seseorang akan meyakini sesuatu yang pada umumnya tidak masuk akal atau tidak
benar.
Gejala-gejala
pada fase depresi
Kebalikan dari fase mania
adalah fase depresi. Fase ini ditandai dengan penurunan suasana hati secara
signifikan, sehingga penderita bipolar akan merasa sangat sedih, cemas, sulit
tidur, merasa bersalah, pesimis, dan cenderung putus asa. Jika gejala ini makin
parah, dikhawatirkan penderita dapat menyakiti dirinya sendiri atau bahkan
bunuh diri.
Fase depresi juga dapat
membuat penderita gangguan bipolar menjadi sulit untuk berkonsentrasi dan
mengalami penurunan daya ingat, sehingga tidak jarang prestasi atau
produktivitas mereka menjadi menurun.
Fase depresi juga dapat
membuat hubungan penderita bipolar dengan orang-orang terdekat menjadi rusak
akibat hilangnya minat penderita terhadap aktivitas sehari-hari dan menarik
diri dari kehidupan sosial.
Jika dilihat dari
perputaran episode suasana hati, ada beberapa penderita gangguan bipolar yang
mengalami periode normal di antara mania dan depresi. Meskipun begitu, ada
sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa
adanya periode normal. Tiap fase yang tergolong parah dapat berlangsung hingga
beberapa minggu.
Pada gangguan bipolar, ada
juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya,
ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa
sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan
periode campurancampuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar