Rumah Kaca
Rumah Kaca adalah sebuah rumah yang terbentuk oleh
kaca yang diperuntungkan untuk pertumbuhan Tanaman ataupun buah-buahan terutama
saat musim dingin. Proses yang terjadi dari rumah kaca untuk tanaman itu
sendiri yaitu Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi
menjaga energi panas yang disebabkannya hilang ke udara. Sebagai contoh,
bayangkan saja bila anda masuk ke dalam mobil yang parkir dibawah sinar
matahari, kursi/jok mobil terasa panas kan? Nah, begitu pula tanaman yang
berada didalam rumah kaca, panas yang ditahan menyebabkan tanaman dapat
bertahan di musim dingin.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit
alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah
kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat
digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi
secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan
global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan
oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Manfaat
Rumah kaca ini
ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kita antara lain:
· Digunakan sebagai tempat yang dapat digunakan untuk
menanam tanaman , berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang terlindung dari
berbagai macam cuaca.
· Digunakan sebagai pelindung tanaman dari hujan dan
pemeliharaan irigasi.
· Digunakan sebagai alat yang dapat membuat bumi
kita tetap hangat.
· Digunakan sebagai pelindung agar tanaman tidak mudah
terserang Hama tanaman.
Namun Rumah
Kaca itu sendiri ternyata memiliki dampak yang lain juga untuk Bumi kita
berikut adalah beberapa penjelasannya:
“Efek rumah kaca” sering mendapat reputasi buruk
karena hubungannya dengan pemanasan global, tetapi kenyataannya adalah kita
tidak bisa hidup tanpa itu. Kehidupan di bumi tergantung pada energi dari
matahari. Sekitar 30 persen dari sinar matahari yang balok menuju Bumi
dibelokkan oleh suasana luar dan tersebar kembali ke ruang angkasa. Sisanya
mencapai permukaan planet dan tercermin ke atas lagi sebagai jenis yang
bergerak lamban energi yang disebut radiasi inframerah. Panas yang disebabkan
oleh radiasi inframerah diserap oleh “gas rumah kaca” seperti uap air, karbon
dioksida, ozon dan metana, yang memperlambat lolos dari atmosfir.
Meskipun gas rumah kaca membuat hanya sekitar 1 persen
dari atmosfer bumi, mereka mengatur iklim kita dengan menjebak panas dan
memegangnya di semacam selimut yang hangat-udara yang mengelilingi planet ini.
Fenomena ini adalah apa yang para ilmuwan sebut “efek rumah kaca.” Gas penyerap
panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam
rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga
sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang
menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan
global (global warning).
Penyebab
Matahari merupakan segala sumber energi yang terdapat
di bumi. Sebagian besar energi matahari, berbentuk radiasi gelombang pendek
(cahaya tampak). Energi matahari berubah menjadi panas ketika sampai
di bumi, bumi akan menyerapnya dan sebagian lagi dipantulkan. Panas
ini berwujud radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa. Sebagian
panas terperangkap di atmosfer bumi akibat uap air, CO2 dan
metana yang menumpuk dan menjadikan perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas
tersebut menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Peristiwa
tersebut terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus naik.
Efek rumah kaca ini dibutuhkan bagi makhluk hidup,
karena tanpa panasnya maka planet bumi akan menjadi sangat dingin. Es
akan menutupi permukaan bumi karena suhu bumi hanya 180C apabila
gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan
global.
Sektor peternakan merupakan penyumbang terbesar dari
efek rumah kaca terhadap pemanasan global yaitu sekitar 18% dibanding 13% yang
dihasilkan transportasi di dunia. Peternakan yang merupakan
penyumbang emisi gas rumah kaca, diantaranya yaitu :
1) Emisi
karbon dari pembuatan pakan ternak
2) Emisi
karbon dari sistem pencernaan hewan
3) Emisi
karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen.
Selain peternakan, penghasil efek rumah kaca yaitu
transportasi, industri, pertanian, hunian bangunan, sampah dan alih fungsi
lahan (pembabatan hutan).
Beberapa Akibat yang
Ditimbulkan
Iklim di Bumi
Menjadi Tidak Stabil
Akibat
meningkatnya suhu permukaan bumi maka sebagian gunung-gunung es di daerah kutub
telah mencair dan mengakibatkan kenaikan air laut.Temperatur pada saat musim
kemarau maupun musim dingin akan terasa sangat meningkat dan terjadi perbedaan
suhu yang signifikan , bahkan sekarang di daerah perkotaan kita sudah dapat
merasakan panasnya suhu meskipun sedang musim hujan. Selain itu, kondisi ini
juga akan berdampak pada molekul air yang akan semakin cepat mengalami
penguapan dari permukaan tanah dan bukan tidak mungkin cuaca pun akan semakin
ekstrim sehingga akan lebih sering terjadi badai, puting beliung maupun banjir.
Peningkatan
Permukaan Air Laut
Mencairnya
gunung-gunung es yang berada di kutub belakangan ini berdampak pada meningginya
permukaan air laut antara 10 – 25 cm selama abad 20 dan diprediksi akan terjadi
peningkatan air laut hingga 8 – 99 cm pada abad 21. Hal ini dapat memicu
terjadinya erosi pada tebing pesisir pantai, semakin sering terjadi banjir, dan
dapat mengancam kepunahan ekosistem di laut maupun di darat bahkan bisa
menenggelamkan beberapa pulau diberbagai belahan dunia.
Kebakaran hutan
besar-besaran
Bukan hanya di
Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga terbakar ludes. Kebakaran
hutan meluluhlantahkan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama
juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan
temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim
semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area
hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
Penjelasan
Mengapa saat Mendung Hawa terasa Panas
Pada saat mendung dan awan terlihat hitam terkadang
sering kali kita merasakan panas atau kegerahan , ternyata hal ini ada
penjelasannya Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses
perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan
sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung)
biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin
dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa.
Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga
panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan
fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar