Orangutan adalah spesies kera besar
satu-satunya di Asia. Saat ini orangutan hanya hidup di Pulau Kalimantan dan
Sumatera yang terbagi dalam dua spesies generik, Pongo
pygmaeus dan Pongo
abelii. 90% dari populasi orangutan ini hidup di Indonesia,
sementara 10% sisanya dapat ditemukan di Sabah dan Sarawak, Malaysia. Di
Sumatera, populasi terbesar ditemukan di ekosistem Leuser, sedangkan orangutan
Borneo dapat ditemukan di Kalimantan Barat, Tengah dan Timur.
Berdasarkan studi genetika dari
orangutan Borneo,terdapat tiga sub-spesies orangutan yang telah diidentifikasi,
yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang ditemukan di barat laut Borneo, Pongo
pygmaeus wurmbii di
Borneo bagian tengah, dan Pongo pygmaeus morio di timur laut Borneo. Dari ketiga sub-spesies
orangutan Borneo tersebut, P.p. wurmbii merupakan sub-spesies dengan ukuran
tubuh relatif paling besar, sementara P.p.
morio adalah
sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling kecil.
Deskripsi Fisik
·
Orangutan
Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal
terbesar.
·
Satwa ini
memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna
pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.
·
Berat orangutan
Borneo jantan dewasa bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga
1,5 m. Sementara jantan betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m.
·
Bagian tubuh
seperti lengan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti
buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya,
menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat.
·
Pelipis seperti
bantal yang dimiliki oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa
ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan
dewasa memiliki pelipis seperti bantal.
·
Jakun yang
dimiliki dapat digelembungkan untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan
untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.
Karakteristik unik orangutan, terutama
kesamaannya dengan kita, memberikannya status unggulan yang dapat menarik orang
untuk berpartisipasi dalam program konservasi. Sebagai penyebar benih yang
efektif, orangutan berperan penting dalam menstabilkan hutan hujan, dan karena
itu kehadirannya mencerminkan kesehatan ekosistem. Tingginya tingkat
saling ketergantungan antara orangutan dan hutan hujan ini menyajikan tantangan
besar bagi konservasi spesies. Jika orangutan bisa diselamatkan, beragam
spesies lain yang hidup di hutan hujan juga dapat terselamatkan.
Meskipun
orangutan termasuk hewan omnivora,
sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan 90% dari makanannya berupa
buah-buahan. Makanannya antara
lain adalah kulit pohon,
dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis
buah-buahan[
Selain
itu mereka juga memakan nektar,madu dan jamur. Mereka juga gemar makan durian, walaupun aromanya tajam,
tetapi mereka menyukainya. Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon
mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang
telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon.
Biasanya
induk orangutan mengajarkan bagaimana cara mendapatkan makanan, bagaimana cara
mendapatkan minuman, dan berbagai jenis pohon pada musim yang berbeda-beda. Melalui ini, dapat terlihat bahwa
orangutan ternyata memiliki peta lokasi hutan yang kompleks di otak mereka,
sehingga mereka tidak menyia-nyiakan tenaga pada saat mencari makanan. Dan anaknya juga dapat mengetahui
beragam jenis pohon dan tanaman, yang mana yang bisa dimakan dan bagaimana cara
memproses makanan yang terlindungi oleh cangkang dan duri yang tajam.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar